ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU PASCA NIFAS TENTANG HUBUNGAN
SEKSUAL PASCA NIFAS DENGAN MINATNYA BERHUBUNGAN
SEKSUAL DI BPS Ny. INDAH SW DESA ...........
KECAMATAN ........ KABUPATEN .......
Seks adalah sesuatu yang sangat naluriah, dan semua manusia akan melewatinya. Tapi seks juga sangat berkaitan dengan lingkungan, norma masyarakat, faktor psikologis maupun fisik seseorang. Artinya dorongan seks bisa berubah setiap saat. Begitu seorang wanita melewati masa nifas, hubungan seks sudah boleh dilakukan, tentunya dengan frekuensi dan kekuatan yang tidak sekuat sebelum hamil. Karena masih dalam proses penyesuaian, kadang masih sering muncul ketakutan, cemas, atau takut jahitan robek, seringkali akan sedikit mengurangi kenikmatan berhubungan seks, bahkan tidak jarang justru menimbulkan rasa sakit (dispareuni). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu pasca nifas tentang hubungan seksual pasca nifas dengan minatnya berhubungan seksual.
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif cross sectional yaitu suatu penelitian dimana variabel – variabel yang termasuk faktor resiko dan efek diobservasi sekaligus pada waktu yang sama. Sedangkan analisa data yang digunakan adalah analisa korelasi dengan taraf signifikan 5% dengan menggunakan rumus Spearman Rank.
Dari penelitian didapatkan responden yang berpengetahuan baik sebanyak 65,22% dan 52,17% berminat melakukan hubungan seksual pasca nifas. Dengan perhitungan Spearman Rank didapatkan hasil 0,576 dimana. ñ hitung > ñ tabel yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara pengetahuan ibu pasca nifas tentang hubungan seksual pasca nifas dengan minatnya berhubungan seksual.
Kata kunci : Pengetahuan, Ibu pasca nifas, Hubungan seksual, Minat.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu pertanyaan yang paling sering diajukan pada akhir kelas persiapan kelahiran adalah berapa lama setelah melahirkan dapat melakukan kembali hubungan seksual yang normal (Jimenez, Sherry. 1999 : 28). Pada masa ini ibu menghadapi peran baru sebagai orang tua sehingga sering melupakan perannya sebagai pasangan (Mellyana Huliana. 2003 : 9).
Banyak kekhawatiran yang biasanya melanda dan biasanya malu untuk ditanyakan kepada dokter maupun orang-orang terdekat. Akibatnya aktivitas bercinta menjadi terganggu dan jika tidak ditangani dengan benar, bisa berbuntut panjang. Banyak pertanyaan yang berputar soal itu saja. Alasan ini terus bermunculan dan memenuhi pikiran kebanyakan suami istri. Akibatnya energi yang seharusnya disalurkan untuk berhubungan seksual hilang seketika. Ritme hubungan seksualpun menjadi menurun (http ://www.astaga.com. 2007).
Sebagian pria dan wanita menginginkan hubungan seks secepat mungkin setelah melahirkan, sebagian lagi mungkin lebih suka menunggu atau bahkan mungkin merasa takut (Hasselquist. 2006 : 28). Banyak wanita setelah melahirkan, merasa cemas atau takut untuk berhubungan seksual lagi dengan pasangannnya. Banyak perempuan yang merasa tidak berhasrat untuk melakukan senggama pasca persalinan, karena takut terhadap rasa nyeri yang mungkin ditimbulkannya. Waktu yang dibutuhkan oleh seorang perempuan untuk mengembalikan gairahnya seperti semula, sangat bergantung kepada pengalaman persalinannya (apakah persalinan normal atau dengan cara caesar) (Ryan Thamrin. 2008)
Pada banyak pasangan, perubahan karena kehamilan dapat mengganggu keseimbangan dalam hubungan mereka, terutama dalam hubungan seksual. Begitu juga setelah persalinan. Sehingga muncul banyak pertanyaan, kapan seks yang aman setelah melahirkan sehingga tidak mengganggu keharmonisan rumah tangga (Ryan Thamrin. 2007).
Ibu yang baru melahirkan boleh melakukan hubungan seksual kembali setelah 6 minggu persalinan. Batasan waktu 6 minggu didasarkan atas pemikiran pada masa itu semua luka akibat persalinan, termasuk luka episiotomi biasanya telah sembuh dengan baik dan 6 minggu adalah waktu dimana rahim telah kembali pada ukuran sebelum hamil. Pengecilan rahim adalah perubahan fisik utama persalinan yang terakhir, cara alamiah rahim akan kembali mengecil pelahan-lahan ke bentuknya semula,. Setelah 6 minggu beratnya sudah sekitar 40-60 gram. Ini dianggap masa nifas telah selesai. Namun, sebetulnya rahim akan kembali ke posisi normal dengan berat 30 gram sekitar 3 bulan kemudian. Setelah masa pemulihan 3 bulan ini, bukan hanya rahim saja yang kembali normal tapi juga kondisi tubuh ibu secara keseluruhan (Novitasari. 2007), mencegah timbulnya infeksi merupakan alasan selanjutnya (Ryan Thamrin. 2007)
Sebuah penelitian di Australia mendapatkan bahwa enam minggu adalah waktu rata-rata bagi para perempuan pasca persalinan untuk mulai melakukan hubungan seks. Tapi penelitian tersebut juga menemukan bahwa sekitar setengah dari mereka memiliki masalah sejak awal, terus mengalaminya selama tahun pertama pasca persalinan. Penelitian lain menemukan 20% perempuan yang baru pertama kali melahirkan membutuhkan waktu 6 bulan untuk merasa nyaman secara fisik saat bersenggama, dengan waktu rata-rata sekitar 3 bulan (http://cyberwoman.cbn.net.id. 2007).
Studi pendahuluan yang pernah dilakukan peneliti di BPS Ny. Indah SW Desa ........... Kecamatan ........ Kabupaten ....... pada bulan Maret– April 2010 terdapat 12 ibu bersalin normal, 5 ibu masih dalam masa nifas dan 2 diantaranya saat ini belum memikirkan untuk berhubungan seksual, karena masih takut, 3 ibu yang masih dalam masa nifas mengatakan akan memulai hubungan seks setelah darah nifas berhenti dan luka jahitan kering ( + 40 hari). Sedangkan 7 ibu sudah melalui masa nifas, 5 diantaranya mengatakan akan mulai berhubungan seksual kira-kira 3 bulan setelah melahirkan. Dan 2 ibu mengatakan belum memikirkan tentang kapan akan mulai berhubungan seksual lagi. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan dan minat ibu pasca nifas mengenai hubungan seksual pasca nifas.
Dari data di atas, peneliti tertarik mengadakan penelitian untuk mengetahui bagaimana pengetahuan ibu pasca nifas tentang hubungan seksual pasca nifas dengan minatnya berhubungan seksual di BPS Ny. Indah SW Desa ........... Kecamatan ........ Kabupaten ........
1.2. Rumusan Masalah
Bertolak dari permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan yakni tentang “Adakah hubungan antara pengetahuan ibu pasca nifas tentang hubungan seksual pasca nifas dengan minatnya berhubungan seksual?”.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pengetahuan ibu pasca nifas tentang hubungan seksual pasca nifas dengan minatnya berhubungan seksual.
1.3.2. Tujuan Khusus
1.3.2.1. Mengidentifikasi pengetahuan pada ibu pasca nifas tentang hubungan seksual pasca nifas.
1.3.2.2. Mengidentifikasi minat ibu pasca nifas berhubungan seksual pasca nifas.
1.3.2.3. Menganalisa hubungan antara pengetahuan ibu pasca nifas tentang hubungan seksual pasca nifas dengan minatnya berhubungan seksual pasca nifas.
1.4. Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait, antara lain :
1.4.1. Bagi Peneliti
Meningkatkan pemahaman dan wawasan secara langsung bagi
peneliti mengenai pengetahuan ibu pasca nifas tentang hubungan
seksual pasca nifas dengan minatnya berhubungan seksual. 1.4.2. Bagi Tempat Penelitian
Sebagai bahan tambahan dalam memberikan informasi tentang hubungan seksual pada ibu pasca nifas.
1.4.3. Bagi Institusi
Dapat digunakan sebagai bahan informasi dan bahan masukan untuk mengembangkan penelitian selanjutnya.
silahkan download dalam bentuk dokumen word
KTI KEBIDANAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU PASCA NIFAS TENTANG HUBUNGAN SEKSUAL PASCA NIFAS DENGAN MINATNYA BERHUBUNGAN
(isi: abstrak, Pendahuluan; Tinjauan Pustaka; Metodelogi Penelitian;
Hasil Penelitan dan Pembahasan; Kesimpulan dan Saran; Daftar Pustaka, kuesioner)
KTI KEBIDANAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU PASCA NIFAS TENTANG HUBUNGAN SEKSUAL PASCA NIFAS DENGAN MINATNYA BERHUBUNGAN
(isi: abstrak, Pendahuluan; Tinjauan Pustaka; Metodelogi Penelitian;
Hasil Penelitan dan Pembahasan; Kesimpulan dan Saran; Daftar Pustaka, kuesioner)
No comments:
Post a Comment